Kamis, 09 Desember 2010

Interfacing Komputer dan Mikro kontroler

BAHASA C/C++ UNTUK INTERFACING KOMPUTER

5.1 Pengenalan Bahasa C/C++

Bahasa C dikembangkan di Laboratorium Bell (USA) sekitar tahun
1972 oleh Dennis Ritchie yang adalah seorang pakar pemrograman.
Bahasa C++ yang merupakan penyempurnaan dan pengembangan
dari C dibuat oleh Bjarne Stroustrup. C dan C++ ialah compiler untuk
membuat aplikasi yang umum dan juga merupakan bahasa tingkat
menengah yang sering digunakan untuk membuat aplikasi
interfacing komputer maupun mikrokontroler. Kedua bahasa ini
dikategorikan sebagai bahasa tingkat menengah karena terkadang
kita perlu mengetahui juga Bahasa Assembly untuk pemrograman
yang berhubungan dengan perangkat keras atau peralatan
komputer. Kita dapat menyisipkan Bahasa Assembly ke C/C++
untuk keperluan pemrograman perangkat keras komputer
menggunakan perintah asm.
Untuk mempelajari C/C++, Anda dapat menggunakan perangkat
lunak Turbo C, Turbo C++, Borland C++, C++ Builder atau Visual
C++, sedangkan Visual C++ .NET sudah memiliki banyak perbedaan
dari segi tampilan GUI dan beberapa model pemrogramannya yang
dikenal dengan istilah managed C++. Akan tetapi, membuat aplikasi

interfacing menggunakan Visual C++ .NET maupun Visual C# .NET
tetap saja merupakan sesuatu yang menarik dan merupakan
tantangan. Turbo C++ ialah kompiler yang berbasiskan DOS,
sedangkan Borland C++ versi 4 ke atas berjalan di bawah Windows.
Anda juga dapat membuat program C++ berbasiskan Linux dan
dikompilasi menggunakan gcc.
5.2 Memulai Pemrograman C/C++
Anda dapat men-download kompiler Turbo C++ beserta contoh
program yang digunakan dalam buku ini pada alamat
www.widodo.com/downloads/downloads.html. Instal program
Turbo C++ yang telah Anda download, lalu set direktori sesuai
dengan tempat penyimpanan file Anda. Jika Anda menggunakan
Visual C++ 6, tidak ada seting yang harus Anda lakukan. Berikut
contoh kode program sederhana yang penulis buat menggunakan
C dan C++ sebagai perbandingan. Tampilan berikut adalah jika Anda
ingin membuat program di Visual C++ 6.
Langkah–langkah menjalankan program Visual C++ 6:
1. Klik menu Start | Program | Microsoft Visual C++ 6.
2. Klik menu File | New dan isi kotak File Name dengan hello
seperti tampak pada Gambar 5.1 di bawah ini.

Gambar 5.1 Membuat File C/C++

3. Klik button OK dan akan tampil editor tempat Anda
mengetikkan kode. Untuk menjalankan program, tekan F5 atau
gunakan menu Run.

5.2.1 Konstruksi Program C/C++

Konstruksi dari suatu program C/C++ harus mengikuti aturan
sebagai berikut:
/* Ini berupa komentar sebagai penjelasan dari program yang
dibuat. Bisa berisi tujuan program, dibuat oleh siapa dan
tanggal berapa */

Include file
Deklarasi variabel global
fungsi Utama(main)
{
Isi program
}

Berikut contoh program untuk menerima input dan menampilkannya
ke layar monitor menggunakan bahasa C:
/* Program C untuk menerima input data dari user lalu
menampilkannya.
Dibuat oleh Widodo Budiharto
Tanggal 20 Februari 2004 */
// Digunakan untuk library fungsi yang akan digunakan, dikenal
sebagai preprocessor //directive
#include
#include

int main()//fungsi utama bernama main bertipe int
{
//deklarasi variable integer dan karakter
int umur;
char nama[30];

//Menampilkan pesan menggunakan fungsi printf
printf ("Selamat menggunakan bahasa C untuk Interfacing
Komputer\n");
printf ("Masukkan nama Anda \n");
//menerima data menggunakan fungsi scanf, %s untuk string, %c
hanya untuk 1 karakter scanf ("%s",&nama);
printf ("Masukkan umur Anda \n");
//menerima data integer menggunakan %d scanf ("%d", &umur);
printf ("Dear %s, umur Anda %d \n",nama,umur);
printf ("Tekan sembarang tombol untuk keluar !");
//menunggu aksi penekanan sembarang tombol untuk keluar
//fungsi getch() ini menggunakan library conio.h
getch();
//mengembalikan nilai integer karena fungsi main bertipe integer
return 0;
}

Untuk menjalankan program tersebut menggunakan Visual C++ 6,
Anda dapat menekan F5, atau menjalankan menu Run. Jika
menggunakan Turbo C++, tekan menu Alt+R. Program di atas
membuat dua buah variabel bernama nama yang bertipe char yang
dapat menampung sekitar 30 karakter, dan variabel umur yang
dapat menampung bilangan bulat. Untuk menerima input, digunakan
fungsi scanf dengan dua parameter, yaitu tipe data penerima dan
nama variabel penampung. Fungsi printf digunakan untuk
menampilkan string dan data yang ingin ditampilkan dengan
menggunakan variabel yang ada. Fungsi getch() akan mendeteksi
penekanan sembarang input dari user untuk keluar. Gambar 5.2
menampilkan hasil output program.


Gambar 5.2 Hasil Program C





Simpan program ini dan beri nama hello.cpp. Pada program C++ di
atas, C++ menggunakan header file yang umum, yaitu iostream.h
untuk menerima dan menampilkan data, berbeda dengan C yang
menggunakan header file stdio.h. Untuk menerima data digunakan
fungsi cin dan untuk menampilkan data digunakan fungsi cout.
Fungsi \n digunakan untuk mengganti baris, begitu juga fungsi endl.
Beberapa fungsi lain yang cukup terkenal adalah \t untuk tabulasi
dan \b untuk bell. Jika program dijalankan, tampilan dengan
Turbo C++ akan terlihat seperti gambar berikut.


Jika Anda membuatnya melalui editor di Linux, kompilasi dapat
dilakukan melalui terminal menggunakan gcc sebagai berikut:
gcc -o hello hello.cpp

Kode di atas akan menghasilkan output hello dari file sumber
bernama hello.cpp. Anda cukup mengetikkan ./hello saja dan
program akan tampil.

5.2.2 Pengulangan (Looping)
Untuk melakukan pengulangan eksekusi kode pada program, dapat
digunakan fungsi for dengan sintaks sebagai berikut:
for (int a=0;a<10;a++) answer="’y’" answer ="’y’)">



Kamis, 02 Desember 2010

Tips Pemograman Microsoft Excel (3)

Sintax Error
Fungsi STEYX

Fungsi ini menghasilkan standard error dari nilai y yang
diramalkan untuk setiap nilai x dalam persamaan regresi.
Persamaan standard error adalah

Gambar

Sintaks: STEYX(Nilai_y, Nilai_x)
Nilai_y : Array atau range dari data yang tidak


berdiri sendiri.
Nilai_x : Array atau range dari data yang berdiri
sendiri.
Contoh:
Ketik data pada sel A2: B5. Pada sel C2, ketik formula untuk
fungsi STEYX, kemudian tekan .

A B C D
1 Data y Data x Formula Hasil
2 5 6 =STEYX(A2:A5,B2:B5) 6.971094
3 2 7
4 11 4
5 15 9


Korelasi
Fungsi CORREL
Fungsi ini menghasilkan koefisien korelasi di antara dua kumpulan
data. Fungsi CORREL biasanya digunakan untuk memeriksa
hubungan di antara dua property. Contoh: hubungan di antara
lokasi temperatur rata-rata dan penggunaan AC. Persamaan untuk

Gambar

Sintaks: CORREL(Array1, Array2)
Contoh:
Ketik data pada sel A2:B5. Pada sel C2, ketik formula untuk fungsi
CORREL, kemudian tekan .
A B C D
1 Data y Data x Formula Hasil
2 5 6 =CORREL(A2:A5,B2:B5) 0.233
3 2 7
4 11 4
5 15 9

Kurtosis
Fungsi KURT
Fungsi ini menghasilkan kurtosis dari sekumpulan data. Kurtosis
mempunyai ciri lebih tinggi atau lebih datar distribusinya
dibandingkan distribusi normal. Kurtosis positif menunjukkan
distribusi puncak yang relatif. Kurtosis negatif menunjukkan
distribusi datar yang relatif.
Sintaks: KURT(Bil1, Bil2,_)
Bentuk persamaan Kurtosis adalah:

Gambar


Contoh:
Ketik data pada sel A2:A6, kemudian ketik formula untuk fungsi
KURT seperti berikut ini pada sel B2:

A B C
1 Data Formula Hasil
2 13 =KURT(A2:A6) 0.833486
3 5
4 7
5 22

Persentase Ranking
Fungsi PERCENTRANK
Fungsi ini menghasikan persentase ranking suatu nilai dalam
suatu kumpulan data. Fungsi PERCENTRANK biasanya
digunakan untuk mengevaluasi kedudukan hasil nilai tes bakat
dari seluruh nilai tes.
Sintaks: PERCENTRANK(Array, X, Kepec) X : Nilai pilihan yang akan ditentukan
rankingnya.
Kepec : Nilai (opsional) yang mengidentifikasi
jumlah digit kepercayaan. Jika tidak
ditulis, fungsi PERCENTRANK akan
menggunakan tiga digit (0.xxx) dengan
nilai Kepec>1.

Contoh:
Ketik data pada sel A2:A6, kemudian ketik formula untuk fungsi
PERCENTRANK seperti berikut ini pada sel B2:

A B C
1. Data Formula Hasil
2.3 =PERCENTRANK(A2:A6,5) 0.25
3. 5
4. 7
5. 12
6. 23

Permutasi
Fungsi PERMUT
Fungsi ini menghasilkanpermutasi dari bilangan objek yang dipilih
berdasarkan sejumlah bilangan objek.
Sintaks: PERMUT(Bil, Bil_pil)
Bil : Integer dari bilangan objek.
Bil_pil : Integer dari bilangan objek dalam setiap permutasi.
Persamaan untuk bilangan permutasi adalah:
Gambar


Contoh:
Dua tiket lotre diambil dari 20 harga tiket pertama dan kedua.
Cara mencari nilai sampel dalam ruang S adalah sebagai berikut:
A B
1 Formula Hasil
2 =PERMUT(20,2) 380

Probability
Fungsi PROB
Fungsi ini menghasilkan probability dimana nilai bilangannya
berada dalam range di antara dua batasan, yaitu batas atas dan
batas bawah.
Sintaks: PROB(Range_x, Range_prob, Batas_bawah,
Batas_atas)
Range_x : Range dari nilai numerik X yang
berhubungan dengan probability.
Range_prob : Kumpulan probabilitas yang berhu-
bungan dengan nilai Range_x di mana
jumlah seluruh probabilitas harus = 1.
Batas_bawah : Batas bawah.
Batas_atas : Batas atas yang merupakan opsional.
Jika Batas_atas tidak ditulis/tidak ada,
maka akan dihasilkan probability
dimana nilai Range_x sama dengan
Batas_bawah.

Contoh:
Ketik data dan probability masing-masing pada sel A2:A5 dan sel
B2:B5. Kemudian pada sel C2 dan C3 ketik formula untuk fungsi
PROB seperti berikut ini:
A B
C D
1 Data Probability Formula
Hasil
2 9 0.2 =PROB(A2:A5,B2: B5,1,3) 0.1
3 8 0.3 =PROB(A2:A5,B2:B5,8) 0.3
4 2 0.1
5 13 0.4

Ranking
Fungsi RANK
Fungsi ini mencari nilai ranking dalam suatu daftar bilangan.
Sintaks: RANK(Bil, Array, Urut)
Bil : Bilangan yang akan ditentukan
urutannya.
Urut : Bilangan yang menentukan jenis
urutan. Bila 0 atau tidak ditulis maka
urutannya menurun. Bila bukan
bilangan 0 maka urutannya menaik.
Contoh:
Ketik data pada sel A2:A9, kemudian pada sel B2 dan B3 ketik
formula untuk fungsi RANK seperti berikut ini:
A B C D
1 Data Formula Hasil Keterangan
2 25 =RANK(15,A2:A9,2) 1 Bilangan 15 urutan ke-1
3 30 dengan urutan menaik
4 15 =RANK(15,A2:A9,0) 7 Bilangan 15 urutan ke-7
5 70 dengan urutan menurun
6 40
7 35
8 15
9 44

Pearson
Fungsi PEARSON dan RSQ
Fungsi PEARSON dan RSQ masing-masing digunakan untuk
menghasilkan nilai dan kuadrat Pearson berdasarkan koefisien
korelasi r.
Sintaks: PEARSON(Data_y, Data_x)
RSQ(Data_y, Data_x)
Persamaan r untuk garis regresi adalah

Gambar

Contoh:
Ketik data pada sel A2:B9. Pada sel C2 dan C3 ketik masing-
masing formula untuk fungsi PEARSON dan fungsi RSQ seperti
berikut ini:
A B C D
1 Data Data Formula Hasil
2 25 3 =PEARSON(A2:A9,B2:B9) 0.33457
3 30 4 =RSQ(A2:A9,B2:B9) 0.111937
4 15 7
5 70 8
6 40 12
7 35 1
8 15 6
9 44 9

Standarisasi
Fungsi STANDARDIZE
Fungsi ini menghasilkan nilai yang dinormalisasi dari suatu
distribusi yang diwakili melalui nilai tengah dan standar deviasi.

Sintaks: STANDARDIZE(X, Mean, Standar_dev)

Gambar



Persamaan nilai normalisasi adalah s
Z .
Contoh:
Jika nilai X=29.5, オ=40, dan s=4.899 maka cara mencari nilai
normalisasi adalah sebagai berikut:
A
B
1 Formula
Hasil
2 = STANDARDIZE(29.5, 40, 4.899) -2.14
7.1.13 Persentil dan Kuartil
Fungsi PERCENTILE
Fungsi ini menghasilkan persentil ke-k dari suatu nilai dalam suatu
range. Contohnya, Anda dapat memutuskan untuk
mengeksaminasi calon yang mendapat nilai di atas persentil
ke-90.
Sintaks: PERCENTILE(Array, k)
Array : Range data.
k : Nilai persentil dari 0 sampai dengan 1.
Fungsi QUARTILE
Fungsi ini menghasilkan kuartil dari sekumpulan data. Fungsi
QUARTILE biasanya digunakan dalam suatu data penelitian dan
penjualan yang membagi populasi dalam suatu grup, misalnya
untuk mencari 25% pendapatan yang paling besar dalam suatu populasi.
Sintaks: QUARTILE(Array, Quart)
Quart : Nilai yang ditunjukkan seperti berikut ini:
Quart Hasil kuartil
0 Nilai minimum
1 Kuartil pertama (persentil ke-25)
2 Nilai median (persentil ke-50)
3 Kuartil ketiga (persentil ke-75)
4 Nilai maksimum

Contoh:
Tentukan nilai persentil dan kuartil menurut bilangan berikut ini:
A B C D
1 Dt Formula Hasil Keterangan
2 23 =PERCENTILE(A2:A7,0) 23 0 urutan paling kecil
3 45 =PERCENTILE(A2:A7,.5) 55
4 50 =PERCENTILE(A2:A7,1) 80 1 urutan paling besar
5 60 =QUARTILE(A2:A7,0) 23 0 urutan paling kecil
6 77 =QUARTILE(A2:A7,1) 46.25
7 80 =QUARTILE(A2:A7,2) 55

Menurut aturan fungsi PERCENTILE, jumlah bilangan=6 dan
maksimal persentil adalah 1. Dengan mengacu pada perban-
dingan, 0_1 dan 1_6. Dengan demikian setiap 1 kenaikkan adalah
0.2 (=1/5). Untuk formula =PERCENTILE(A2:A7,0) menghasilkan
23 karena karena 0_1 dan bersanding dengan nilai paling kecil
yaitu 23. Formula =PERCENTILE(A2:A7,.5) memberi arti bahwa
argumen k=0.5 terletak antara 0.4 dan 0.6 yang sesuai dengan
perbandingan kenaikkan argumen k. Berdasarkan sandingan, ni-
lai 0.4 bersanding dengan 50 dan 0.6 dengan 60. Dengan
demikian untuk 0.5 adalah 50+60=55. Dengan cara yang sama
formula =PERCENTILE(A2:A7,1) menghasilkan 80.
Menurut aturan fungsi QUARTILE, jumlah bilangan=6 dan
maksimal persentil adalah 100% dengan mengacu pada
perbandingan, 0%_1 dan 100%_6 sehingga setiap kenaikkan
adalah 20% (=100%/5). Formula =QUARTILE(A2:A7,0) meng-
hasilkan 23 karena karena 0%_1 dan bersanding dengan nilai
paling kecil yaitu 23. Formula =QUARTILE(A2:A7,1) memberi arti

bahwa argumen Quart=1 yang mempunyai persentil 25% terletak
antara urutan 2 dan 3 yang masing-masing bersanding dengan
bilangan 45 dan 50. Nilai kuartilnya adalah (45+50)/2= 46.25.
Dengan cara yang sama, =QUARTILE(A2:A7,2) menghasilkan 55.

Skew
Fungsi SKEW

Contoh:
Dengan mengambil contoh dari fungsi ZTEST, dapat dicari nilai
ketidaksimetrisan berdasarkan fungsi SKEW seperti berikut ini:
A B
1 Formula Hasil
2 =SKEW(A2:A8) 1.391975

Interval Kepercayaan
Fungsi CONFIDENCE
Fungsi ini menghasilkaninterval kepercayaan dari populasi nilai
tengah. Contohnya, jika Anda memesan produk melalui jasa pos,

untuk menghitung tingkat keperca-yaan. Tingkat kepercayaan sama
dengan 100*(1-Alpha)% dengan peng-ertian Alpha 0.05 menunjukkan 95%
tingkat kepercayaan. Nilai Alpha adalah 0 < Alpha < 1.
Uk : Ukuran sampel. Nilai Uk = 1
Jika kita ansumsikan bahwa nilai Alpha sama dengan 0.05 maka
daerah di bawah kurva normal adalah (1-Alpha) atau 95%. Daerah
tersebut bernilai ア1.96 dengan interval kepercayaan

Contoh:
Nilai tengah dan standar deviasi untuk nilai rata-rata sampel
random dari 36 mahasiswa berturut-turut adalah 2.6 dan 0.3.
Dengan fungsi CONFIDENCE, cara mencari interval kepercayaan
95% dari nilai tengah adalah sebagai berikut:
A B C
1 Formula
Hasil Keterangan
2 =CONFIDENCE(0.05,0.3,36) 0.097998
3 =2.6-(CONFIDENCE(0.05,0.3,36)) 2.502002 _ 2.5
4 =2.6+(CONFIDENCE(0.05,0.3,36)) 2.697998 _ 2.7

Dengan demikian, interval kepercayaan 95% untuk nilai tengah
adalah 2.50<オ <2.70. Anda dapat menentukan terlebih dahulu tingkat kepercayaan
keterlambatan dan kecepatan produk yang akan tiba. Sintaks: CONFIDENCE(Alpha, Standar_deviasi, Uk) Alpha : Tingkat signifikansi yang digunakan

Fungsi ini menghasilkanketidaksimetrisan (skew) dari suatu
distribusi. Skew mengarakterisasikan derajat asimetri dari suatu
distribusi sekitar nilai tengah. Skew positif dan negatif masing-
masing menunjukkan suatu distribusi dengan bagian bawah
asimetrinya lebih diperluas dengan nilai positif dan negatif.
Sintaks: SKEW(Bil1, Bil2, ...)
Bil1, Bil2, ... : Bilangan dengan banyak bilangan harus lebih dari 3.
Persamaan untuk Skew didefinisikan sebagai: