Selasa, 01 Desember 2009

“Sebab Aku Laki-Laki” Kisah Tanggung jawab seorang Pemimpin keluarga

“Sebab Aku Laki-Laki” Kisah Tanggung jawab seorang Pemimpin keluarga

Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala

tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai

berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara

batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: “Ayah, mengapa

wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian

terbungkuk?” Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di

beranda.

Ayahnya menjawab : “Sebab aku Laki-laki.” Itulah jawaban Ayahnya. Anak

wanita itu berguman : ” Aku tidak mengerti.”

Dengan kerut kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa

penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita

itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan :

“Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-Laki.” Demikian bisik

Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu

bertanya :”Ibu mengapa wajah Ayah menjadi berkerut-merut dan badannya

kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa

ada keluhan dan rasa sakit?”

Ibunya menjawab: “Anakku, jika seorang Laki-Laki yang benar benar

bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.” Hanya

itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap

saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu

seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali.

Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian

kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

“Saat Ku-ciptakan Laki-Laki, aku membuatnya sebagai Pemimpin Keluarga

serta sebagai tiang penyangga dari bangunan Keluarga, dia senantiasa

akan menahan setiap ujungnya, agar Keluarganya merasa aman teduh dan

terlindungi. “

“Ku-ciptakan Bahunya yang Kekar & Berotot untuk membanting tulang

menghidupi seluruh Keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula

untuk melindungi seluruh Keluarganya. “

“Ku-berikan Kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi

yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih,

agar Keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan

cercaan dari anak-anaknya. “

“Ku-berikan Keperkasaan & Mental Baja yang akan membuat dirinya

pantang menyerah, demi Keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat

panasnya matahari, demi Keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup

kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan

tenaga perkasanya terkuras demi Keluarganya & yang selalu dia ingat,

adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan

hasil dari jerih payahnya.”

“Ku-berikan Kesabaran, Ketekunan serta Keuletan yang akan membuat

dirinya selalu berusaha merawat & membimbing Keluarganya tanpa adanya

keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan

kesakitan kerap kali menyerangnya. “

“Ku-berikan Perasaan Keras dan Gigih untuk berusaha berjuang demi

mencintai & mengasihi Keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun

juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya.

Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa

aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan

perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang

menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama Saudara.”

“Ku-berikan Kebijaksanaan & Kemampuan padanya untuk memberikan

pengetahuan padanya & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri

yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang

senantiasa menemani & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik

suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan

menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap

berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi.”

“Ku-berikan Kerutan diWajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-Laki itu

senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan

cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA

YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-Laki yang

bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha

mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya,

keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. “

“Ku-berikan Kepada Laki-Laki Tanggung Jawab penuh sebagai Pemimpin

Keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan

sebaik-baiknya dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh

Laki-Laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat.”

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa

hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang

sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan

mencium telapak tangan Ayanya. ” AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH.”

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu

agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan

Ayah…

With Love to All Father

Tidak ada komentar:

Posting Komentar